v Pelajaran
yang berharga
“Selalu belajar dari kesalahan yang pernah dilakukan”. mungkin kata
itulah yang selalu saya usahakan dalam hidup ini, namun tak selamanya kehidupan
berjalan dengan sesuai dengan keinginan yang kita harapkan. Seperti kata
pepatah, “orang yang bodoh adalah orang
yang jatuh ditempat yang sama”. Dari situlah saya selalu berusaha agar
kalimat diatas dapat merubah dan membuat saya lebih baik dalam menjalani hidup
ini.
v Pengalaman
yang tak terlupakan
Dengan latar belakang dari keluarga sederhana, ayah saya
seorang wiraswasta yang bekerja serabutan di Kota Bekasi sebagai tukang Las
besi yang membuat berbagai alat-alat kelengkapan rumah seperti pagar, kanopi,
dan lain sebagainya. Terkadang jika ada pekerjaan lain seperti menjadi mandor
bangunanpun ayah saya lakukan. Sedangkan
Ibu saya hanya sebagai ibu rumah tangga biasa. Dengan nama lengkap Bayu Firmansyah, saya
lahir di Daerah Kabupaten Kuningan Jawa Barat pada tanggal 1 Januari tahun
1991, lebih tepatnya saya lahir di Desa Pamulihan Kecamatan Subang dan saya terlahir
sebagai anak kedua dari tiga bersaudara.
Pada tahun 1998 saya duduk dibangku SD yaitu di SDN
Pamulihan III, dari sanalah pendidikan peratama saya terima. Banyak sekali
pengalaman-pengalaman baik ataupun buruk yang saya alami ketika masih duduk
dibangku SD, dan mungkin pengalaman-pengalaman tersebut masih saya ingat dan
saya simpan sampai sekarang. Hari demi hari pun saya lewat pada masa SD dulu.
Salah satu pengalaman yang masih saya simpan sampai saat ini yaitu pengalaman
saya tentang cinta, mungkin sedikit terdengar lucu karena anak SD sudah
mengenal cinta. Namun, saya rasa cinta itu hanyalah cinta-cintaan yang lebih
sering kita sebut cinta monyet. Sedikit malu saya menceritakannya namun
pengalaman ini membuat saya selalu teringat akan masa lalu saya, dan mungkin pengalaman
itu masih saya rasakan sampai saat ini. Jika diingat-ingat kembali pengalaman
itu, saya selalu tersenyum karena mungkin sekarang saya lebih mengerti.
Ketika itu selain menimpa ilmu dari sekolah dasar saya
juga menimpa ilmu agama dari sebuah pesantren (Madrasah) yang lumayan jauh dari
tempat tinggal saya akan tetapi masih bisa dijangkau dengan jalan kaki. Dari
sanalah pengalaman itu dimulai. Awal cerita waktu itu saya sudah duduk di kelas
5. Setiap malam minggu dipesantren itu slalu mengadakan pengajian rutin yang
dilaksakan pada ba’da isya, terkadang
saya pun mondok di sana bersama teman-teman yang lain karena tempat itu sedikit
agak jauh dari rumah tempat tinggal saya, tepatnya beda desa. Jika pengajian
telah selesai kami pun tidur di pesantren tersebut. Namun, namanya juga masih
anak-anak terkadang sebelum benar-benar ngantuk kami bermain-main dahulu keluar
pesantren dan setelah puas kami akan kembali dan tidur.
Pada suatu malam
minggu berikutnya semua teman saya berkumpul di pojok pesantren sambil
membicarakan sesuatu. Saya pun bergabung karena penasaran dengan apa yang
dibicarakan mereka. Dan ternyata obrolan itu tentang rahasia yang dimiliki
mereka masing-masing tentang rasa suka mereka terhadap seseorang. Ketika itu
karena saya terlajur bergabung, dan saya juga mendapat giliran pertanyaan siapa yang
saya suka dinatara anak perempuan dikelas. Saya pun dengan rasa bingung akan
memilih siapa hanya bisa terdiam, karena memang waktu itu saya belum mempunyai
perasaan apapun terhadat perempuan. Setelah lama berfikir salah satu teman saya
menyarankan untuk memilih seseorang, dan seseorang itu ternyata anak perempuan
dari Ustad pemilik pesantren itu (Guru ngaji kami) dan sekaligus kaka kelas
saya waktu itu yang belum saya kenali. Dengan kepolosan saya hanya menyetujui
apa yang teman saya sarankan, dan dikarenakan saya harus memilih karena mendengar obrolan mereka itu. Setelah
selesai semua, mereka sepakat untuk menyatakan perasaan mereka masing-masing
termasuk saya pun harus menyatakannya. Mendengar itu sayapun semakin
bingung karena seseorang yang saya pilih belum sama sekali saya kenali. Tapi semua
itu telah terjadi dan saya harus melanjutkannya demi kepercayaan teman-teman
yang lainya.
Suatu hari saya berusaha memperhatikan orang yang saya
pilih. Namun, saat itu saya benar-benar
tidak memiliki perasaan apaun kepadanya. Dengan keterpaksaan saya
pun memberanikan diri untuk mengirim sepucuk surat yang isinya menyatakan persaan suka. Dengan hati selalu berdebar-debar saya
menunggu surat balasan yang mungkin sudah ia baca tapi entah dibalas atau
tidak. Selang waktu sebelum surat balasan itu saya terima, saya mendengar bahwa
semua teman saya yang lain membatalkan niatnya untuk menyatakan perasan
mereka masing-masing. Dag dig dug suara jantung saya berdetak lebih kencang
karena saya bingung harus melakukan apa, atas apa yang saya dengar. Saya merasa
dihianati dan entahlah apa yang harus saya perbuat dengan semua yang telah
terjadi. Namun, nasi telah menjadi bubur saya
pun menerimanya dengan harapan semuanya tidak tahu dengan
apa yang telah saya ungkapkan.
Dan pada akhirnya surat balasanpun saya terima dari
sepupu perempuanya yang masih teman satu
kelas saya. Dengan perasaan yang
benar-benar tidak karuan saya membaca surat balasan itu, dan ternyata isi surat
itu adalah balasan perasaan yang sama dengan surat yang saya kirim kepadanya,
dan itu artinya rasa suka saya diterima. Namun mungkin penerimaan itupun tidak
benar-benar dengan rasa suka, tapi mungkin terpaksa karena bingung dan tidak mengerti
apapun tentang rasa suka.
Singkat kata singkat cerita setelah kejadian itu akhirnya kelulusan saya
dari SD telah tiba dan kami pun terpisah tanpa kata. Pada tahun 2004 saya
pindah dari desa saya ke kota Bekasi untuk melanjutkan pendidikan kejenjang
yang lebih tinggi. Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSn) 1 Kota Bekasi disanalah
saya menimpa ilmu pendidikan selanjutnya. Hari demi hari tahunpun berlalu
begitu cepat dan banyak sekali pengalaman yang saya dapat dapat. Pada tahun
2007 saya lulus dan melanjutkan kembali pendidikan saya di sebuah sekolah
swasta yaitu di SMA Mandalahayu Kota Bekasi. Disanapun banyak pengalaman yang
saya alami, baik itu Pengalaman baik maupun buruk.
Satu hal yang saya tidak lupakan yaitu kejadian waktu SD
dulu. Bertahun tahun-tahun semenjak kami berpisah, kami tak pernah bertemu
kembali. Namun, suatu saat saya mendapatkan nomer handphonenya. Dengan niat silaturahmi saya sering
menghubunginya dan sampai saat ini kami masih berkomunikasi lewat hanphone.
v Hobi
dan cita-cita
Suka duka, senyum
tawa dan kesedihanpun semuanya menjadi warna dalam perjalanan hidup saya.
Masa-masa remajapun saya jalani seperti remaja-remaja kebanyakan yang memiliki
hobi dan cita-cita yang slalu diimpikan. Jika ditanya hobi, banyak sekali hobi
yang saya gemari salah satunya bermain bola volley dan bulu tangkis, sampai
saat inipun masih saya lakukan dan
menjadi rutinitas setiap minggunya.
Menjadi seorang guru agama mungkin itulah cita-cita yang
saya inginkan sewaktu sekolah. Namun dengan seiring waktu dan dan mungkin jalan
yang saya tempuh berbeda dengan keinginan, cita-cita itupun saya urungkan.
Sampai saat ini saya masih betanya-tanya tentang cita-cita yang yang saya harus
capai.
v Sebuah
jalan
Harapan memang tak selamanya selalu kita raih sesuai dengan
keinginan, namun jalan yang diberikan Allah-lah yang menentukan arah hidup kita
ke arah yang lebih baik. Pada tahun 2010 saya mulai kuliah di universitas
Gunadarma yang sampai saat ini saya jalani dan sudah mencapai semester 6.
Tidak terasa tahun begitu cepat berlalu dan berganti.
Ketika saya masuk kuliah, saya sempat merasa putus semangat karena jurusan yang
saya ambil tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan. Keputus asaanpun selalu
saya rasakan dalam menjalani kuliah, namun disela-sela itu saya mendapatkan
semangat dari seseorang yang tadinya tidak saya kenal namun sekarang menjadi
seorang yang special. Semangat itu datang dari seseorang yang memberikan
pengalaman waktu SD. Dia yang membuat saya berpikir positif dalam menjalani
semuanya. Dan dengan semangat itu saya jalani kuliah sampai saat ini. Mungkin
memang benar, harapan dan keinginan tak
selamanya jalannya lurus sesuai rencana. Namun , Allah memiliki cara sendiri untuk
umatnya dan DIA tahu apa yang terbaik.
Dosen : Pak Sastro