skip to main | skip to sidebar

Bayu Firmansyah

  • Home
    Home Sweet Home
  • Pages
    Browse Pages
    • Home
    • Posts RSS
    • Comments RSS
    • Edit
  • Categories
    By Category
    • Home
    • Posts RSS
    • Comments RSS
    • Edit
Subscribe

Jumat, 09 November 2012

HIKMAH DIBALIK KESALAHAN (part 2)


Oke,, kita lanjutkan kembali cerita yang sempat terpotong tadi. Dari nasehat teman saya itu sayapun melanjutkan perkuliahan saya  dengan semangat. Namun penyesalan itupun  terkadang kerap menghampiri, hanya saja saya slalu berpikir  positif.
Singkat cerita beberapa semesterpun saya lewati dengan hari-hari biasa. Setelah menginjak semester 3 teman sayapun mengajak saya mendaftar  menjadi asisten laboratorium tepatnya LAB ELKOM tempat saya praktikum semester sebelumnya. Dengan niat coba-coba itupun karena diajak sayapun mengikuti tes masuknya, yang diadakan di kampus GUNADARMA DEPOK. Karena niatnya hanya coba-coba ketika akan menghadapi test sayapun tidak pernah mempelajari ataupun mempersiapkan materi yang akan diujikan hanya ilmu yang saya dapat dari praktikum sebelumnya. Waktu itu test pertama dimulai yaitu test tulis, pertama masuk ke ruang test memang agak sedikit ragu apakah saya bias atau tidak. Kemudian dengan keraguan itu saya kerjakan soal yang diberikan oleh pihak LAB, dan ternyata soal itu sedikit saya mengerti jadi, keraguan itu sedikit menghilang. Beberapa jampun berlalu 30 soalpun sudah saya selesaikan namun ada beberapa yang tidak saya isi karena tidak mengerti.
Satu hari saya menunggu hasil test, dari situlah saya mulai merasa meminatinya. Ketika mendengan pengumuman lulus atau tidaknya, ternyata saya lulus ke test berikutnya. Test demi test saya lalui dan pada akhir pengumuman ternyata saya lolos menjadi asisten LAB tersebut. Hanya saja teman saya yang mengajak saya malah tidak lolos pada test terakhir.
Dari situlah saya mulai berfikir bahwa sesuatu itu jika kita jalani dengan baik dan berfikir bahwa senua itu akan menjadi jalan untuk menuju sukses. Kesalahan bukan berarti membawa kita ke jurang keterpurukan, namun bisa jadi kesalahan akan membawa kita kejalan yang kita tuju hanya saja Allah menunjukan jalan lain dari yang kita ketahui. Didunia ini tidaklah ada yang sempurna semuanya telah berpasangan, baik ataupun buruk semua itu memiliki makna dan tujuan agar manusia belajar dalam hidupnya.
Diposting oleh Bayu Firmansyah di Jumat, November 09, 2012
Label: tulisan bahasa Indonesia (softskill)

HIKMAH DIBALIK KESALAHAN (part 1)


Untuk kali ini saya akan bercerita sedikit tentang pengalaman saya dalam menjalani perkuliahan. Mungkin akan saya mulai dari awal kelulusan saya dari SMA. Saya lulusan dari SMA swasta yakni SMA Mandalahayu. Saya lulus tahun 2010, rencana awal saya akan melanjutkan ke perguruan tinggi dengan mengambil jurusan pendidikan Agama Islam. Ketika itu sudah banyak universitas-universitas swasta maupun negeri membuka pendaftaran mahasiswa baru, namun saya masih bingung  memilih yang mana yang harus saya masukki. Tapi pada akhirnya saya memutuskan untuk mendaftar ke universitas negeri yaitu universitas negeri Jakarta (UNJ). Dengan semua persyaratannya saya ikuti dengan baik, hanya saja mungkin belum rezeki, karena itu saya tidak bisa masuk universitas tersebut.
Singkat cerita setelah saya mencari-cari universitas yang ingin saya masuki sayapun dapat universitas swasta dengan  jursannya yang saya inginkan. Masalahpun tidak selesai sampai disitu, ternyata saya tidak diizinkan oleh orang tua karena alasan terlalu jauh. Saat itu saya daftar di universitas UHAMKA didaerah Jakarta. Setelah saya pikir-pikir lebih baik saya mengikuti saran orang tua saya. Orang tua saya merkomendasikan universitas GUNADARMA, hanya saja jurusan yang saya inginkan tidak ada . walaupun seperti itu akhirnya saya mendaftar di universitas tersebut dengan mengambil jurusan system computer jenjang strata satu (S1).
Hari demi hari waktupun terus berjalan, perkuliahan pun telah berlalu beberapa bulan. Disinilah saya mulai merasa kalau saya salah mengambil keputusan. Perkuliahanpun saya jalani dengan setengah hati. Suatu hari orang tua saya menanyakan alasan apa yang membuat saya seperti itu. Kemudian saya pun menjelaskan yang sebenarnya. Orang tua saya hanya member pilihan lanjutkan atau memilih kerja. Setiap waktu saya berpikir harus bagaimana baiknya, waktu itu saya ceritakan masalah ini kepada teman special saya, diapun menasihati saya. Dari situlah saya medapatkan semangat kembali untuk melanjutkan perkuliahan. Dengan berpikir positif dan mencari hikmahnya dari semua itu sayapun melanjutkan perkuliahan sampai sekarang. Dan ternyata banyak sekali yang saya tidak duga, dan saya berpikir mungkin inilah jalan menuju sukses. (bersambung,,,)
Diposting oleh Bayu Firmansyah di Jumat, November 09, 2012
Label: tulisan bahasa Indonesia (softskill)

Budaya Menghakimi Tanpa Bukti


ILUSTRASI
Kebiasaan mencap orang (negatif) sebelum kenal, atau di luar negeri akrap disebut labeling, awalnya dilakukan demi tujuan baik. Dulu, labeling dilakukan untuk mengakui, mengenal, dan membedakan orang yang satu dengan lainnya. 

Namun entah mengapa, kini kegiatan labeling (atau sering ditulis labelling) malah berkonotasi buruk. Dalam istilah sosial, kini labeling dianggap sebagai cara mengidentifikasi orang ( yang dianggap sebagian besar orang lain demikian ) hingga menjadi bentuk diskriminasi. Meski kadang, kegiatan labeling juga bisa digunakan untuk menunjukkan hal positif. 

Labeling bisa disematkan kepada apapun, baik itu kebiasaan orang atau profesi orang, yang pada akhirnya berdampak pada pandangan umum, yang menyamaratakan orang-orang yang berada dalam "kotak" labeling itu.

Misalnya, banyak orang berpikir seseorang yang tampan, kaya raya, memiliki popularitas, pasti dia playboy. Meski dugaan ini belum tentu benar, namun karena ada pria dengan status demikian benar-benar playboy, maka orang lain yang tidak melakukannya, namun memiliki strata sosial sama, buru-buru dicap playboy juga. 

Contoh dalam kehidupan nyata tentang sosok demikian, adalah John Mayer, seorang musisi muda bersinar. Oleh publik, sejak lama ia memang dikenal sebagai "womanizer", sang penakluk wanita, alias Casanova-nya Hollywood. Lihat saja daftar mantan kekasihnya yang berjejer. Mulai dari Jennifer Aniston, Taylor Swift, Jessica Simpson, Jennifer Love Hewitt, hingga Minka Kelly.

Namun alangkah tak adil, jika stigma macam itu, lantas disematkan pada semua pemuda idola asal Hollywood. Karena ulah macam itu buktinya tak dilakoni Robert Pattinson, aktor yang tak kalah tenar dari Mayer. Alih-alih menjadi playboy, masyarakat justru mengenal Pattinson sebagai pemuda baik yang berhati lapang. Pasalnya ia pernah diselingkuhi kekasihnya, Kristen Stewart, namun ia tetap memaafkan dan akhirnya mereka rujuk kembali. 

Kesetiaan Pattinson memang mengagumkan, bahkan di majalah Vanity Fair edisi April 2012, aktor itu mengatakan, "Ada hal yang tak saya mengerti, mengapa seseorang berselingkuh? Bagaimana Anda bisa menjalin dua hubungan dalam saat bersamaan? Saya bukan tipe demikian. Jika memilih menjalin hubungan dengan seseorang, itu berarti saya menjalaninya 100 %." 

Bintang Berotak Encer
Budaya labeling lain, juga terjadi di dunia model. Kebanyakan orang berpikir semua model hanya menjual kecantikan dan keindahan tubuh, hingga ada asumsi kalau bicara masalah intelegensia mereka kurang dapat diandalkan. 

Tentu saja anggap ini salah, karena sudah ada banyak bukti, bahwa seorang model bisa meraih posisi terhormat, justru karena mengandalkan otaknya. Tyra Banks salah satunya. Ia adalah model yang mendapat sertifikat dari Harvard University’s Executive Education Owner/President Manager Program bulan Februari 2012. 

Selain itu, ada aktris Natalie Portman yang dalam banyak kesempatan berhasil membuktikan bahwa otaknya sangat cerdas. Portman bahkan berhasil lulus dari Harvard College dengan nilai baik pada 2003. Ia juga masuk semifinal kompetisi penelitian Intel Science Talent Search. Mantan aktris cilik ini pernah juga berprofesi sebagai asisten peneliti di Fakultas Psikologi dan bekerja untuk profesor hukum termuda dalam sejarah Harvard, Alan Dershowitz.

Ketika lulus sarjana, ia menguasai empat bahasa di luar Ibrani, yakni Prancis, Jerman, Jepang, dan Arab. Selama mengikuti perkuliahan, ia hanya bermain di dua film walau kariernya tengah melambung saat itu. "Saya tidak peduli jika kuliah saya meruntuhkan karier. Saya lebih ingin menjadi orang pintar, dari pada menjadi bintang," paparnya kepada New York Post. 

Tanpa Bukti
Ganda Upaya, M.A, seorang sosiolog berkomentar banyak tentang bidata labeling, Ia katakan orang-orang sering diberi label, karena berkat peran media sebagai wadah yang mengorbitkan bereita, dan menyebarluaskannya. 

Soal anggapan bahwa semua artis tak pintar misalnya, Ganda jelas tak setuju akan hal itu. Ia yakin, banyak artis berjuang keras untuk mencapai posisinya yang sekarang, dan kalau memang benar mereka tak pintar, tak mungkin hal itu akan terjadi. Kemampuan memerankan sebuah karakter dengan baik, membutuhkan intelegensia dari individu tersebut, dan ini jelas bukan pekerjaan yang mudah.

"Meski dicap dengan label tertentu, jika orang itu biasa saja, maka semua akan biasa. Tapi bisa jadi, mereka yang terkena stigma buruk ini, akan mendapat sanksi sosial. Misalnya jadi dicemooh atau dikucilkan. Kalau memang ingin diterima masyarakat, maka bertindaklah mengubah diri, perbaiki ke arah positif. Di Indonesia, masyarakat memang cepat memberi label, tanpa ada bukti," ujar dosen di Departemen Sosiologi, FISIP UI itu.

Ia terangkan, kalau di luar negeri, sebelum memberi label masyarakat lebih dulu melihat bukti. Dan kalaupun ada individu yang salah, yang terkena cap hanya individu itu, bukan orang lain yang seprofesi dengannya.


ANALISIS :



No.
Kata yang tidak baku
Kata baku
1.
2.
3.
4.
5.
Akrap
Hingga
Kadang
Artis
Anggap
Akrab
Sehingga
Sehingga
Aktris
Anggapan


sumber : http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/105095


Diposting oleh Bayu Firmansyah di Jumat, November 09, 2012
Postingan Lebih Baru » « Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan (Atom)
Selamat Datang di Blog ini Created by : Bayu Firmansyah Terimakasih Atas Kunjungannya Silahkan Tinggalkan Komentar

About Me

Foto Saya
Bayu Firmansyah
gw adalah gw... bukan orang lain!!
Lihat profil lengkapku

Labels

  • tulisan bahasa Indonesia (softskill) (4)
  • tulisan bahasa Inggris BISNIS 1 (10)
  • tulisan bhs inggris bisnis1 (5)

Blog Archive

  • ►  2010 (11)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Desember (5)
  • ►  2011 (8)
    • ►  Januari (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Maret (2)
    • ►  April (2)
    • ►  November (1)
  • ▼  2012 (17)
    • ►  Januari (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ▼  November (3)
      • Budaya Menghakimi Tanpa Bukti
      • HIKMAH DIBALIK KESALAHAN (part 1)
      • HIKMAH DIBALIK KESALAHAN (part 2)
    • ►  Desember (7)
  • ►  2013 (14)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  November (11)
  • ►  2014 (9)
    • ►  Maret (2)
    • ►  April (2)
    • ►  Juni (5)

Followers

bagai mana menurut anda tentang blog yang saya buat?

Bayu Firmansyah. Diberdayakan oleh Blogger.

My Editing

Animasi Naruto

Gunadarma

  • http://baak.gunadarma.ac.id
  • http://bayu_f@rocketmail.com
  • http://gunadarma.ac.id
  • http://studentsite.gunadarma.ac.id

Universitas Gunadarma

Universitas Gunadarma
logo universitas
 
Copyright © Bayu Firmansyah. All rights reserved.
Classipress | Boutique Wordpress
Blogger Templates